Ancaman putus sekolah alias drop out alias DO masih menjadi momok menakutkan bagi pelajar Bali. Penyebabnya adalah tingkat kemampuan ekonomi orang tua, masuk kategori keluarga miskin.
.
.
Berdasarkan data yang diperoleh Radar Bali di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Bali, setidaknya ada sekitar 125.809 pelajar berasal dari keluarga miskin. Meski mereka masih bisa duduk di bangku sekolah sampai saat ini, tapi tidak ada jaminan mereka mampu bertahan hingga menuntaskan jenjang pendidikan yang diharapkan.
.
Di lingkungan Dikpora Bali menyebutkan, dari jumlah tersebut, jumlah pelajar dari keluarga miskin paling banyak berada di Kabupaten Buleleng. Angkanya mencapai 41.505 orang. Kemudian Kabupaten Karangasem, dengan jumlah 38.192 orang. Disusul Kabupaten Bangli, sebanyak 10.660 orang.
Di lingkungan Dikpora Bali menyebutkan, dari jumlah tersebut, jumlah pelajar dari keluarga miskin paling banyak berada di Kabupaten Buleleng. Angkanya mencapai 41.505 orang. Kemudian Kabupaten Karangasem, dengan jumlah 38.192 orang. Disusul Kabupaten Bangli, sebanyak 10.660 orang.
.
"Memang, sampai saat ini mereka masih sekolah, tapi bagaimanapun juga kemiskinan tetap menjadi faktor penyebab utama terjadinya kasus putus sekolah," ujar sumber koran ini yang minta agar identitasnya dirahasiakan.
.
Memangnya yang sudah putus sekolah ada berapa orang? Cukup mengejutkan. Sebagai pulau yang menjadi tempat tujuan wisata international. Ternyata data riil siswa putus sekolah di Bali mencapi 1.613 orang. Mulai dari tingkat SD hingga tingkat SMA/SMK.
.
Dari jumlah tersebut, lagi-lagi Kabupaten Buleleng dan Karangasem menduduki peringkat tertinggi, untuk siswa putus sekolah. Yaitu masing-masing 482 pelajar dan 334 pelajar.
"Sebenarnya sudah ada program beasiswa untuk siswa miskin, mudah-mudahan saja bisa membantu," jelas sumber koran ini tadi.
.
Sayangnya, terkiat kondisi tersebut, Kepala Dinas Dikpora TIA Kusuma Wardhani belum bisa dimintai keterangan. Berulang kali koran ini hubungi via telpon, Tia tidak mengangkat ponselnya.
Sayangnya, terkiat kondisi tersebut, Kepala Dinas Dikpora TIA Kusuma Wardhani belum bisa dimintai keterangan. Berulang kali koran ini hubungi via telpon, Tia tidak mengangkat ponselnya.
0 komentar:
Posting Komentar